Minggu, 27 November 2016

Perkembangan Psikologi Remaja

Perkembangan Psikologi Remaja. Bicara tentang psikologi remaja tentu tak lepas dari perkembangan psikologis remaja, yang mana dapat dikatakan suatu fase perkembangan yang dialami seseorang ketika memasuki usia 12-22 tahun. Pada fase perkembangan psikologi remaja, anak harus mampu meninggalkan sifat kekanak-kanakannya. Lebih lanjut tentang psikologi remaja simak disini.

Perkembangan Psikologi Remaja

1. Siapa Remaja itu?
Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Baca selengkapnya di Batasan Usia Remaja

2. Ciri-ciri atau Karakteristik Psikologi Remaja

a. Perkembangan Fisik Psikologi Remaja
Fase remaja adalah periode kehidupan manusia yang sangat strategis, penting dan berdampak luas bagi perkembangan berikutnya. Pada remaja awal, pertumbuhan fisiknya sangat pesat tetapi tidak proporsional, misalnya pada hidung, tangan, dan kaki. Pada remaja akhir,proporsi tubuhmencapai ukuran tubuh orang dewasa dalam semua bagiannya (Syamsu Yusuf :2005). Berkaitan dengan perkembangan fisik ini, perkembangan terpenting adalah aspek seksualitas ini dapat dipilah menjadi dua bagian, yakni :
1) Ciri-ciri Seks Primer
Perkembangan psikologi remaja pria mengalami pertumbuhan pesat pada organ testis, pembuluh yang memproduksi sperma dan kelenjar prostat. Kematangan organ-organ seksualitas ini memungkinkan remaja pria, sekitar usia 14 – 15 tahun, mengalami “mimpi basah”, keluar sperma. Pada remaja wanita, terjadi pertumbuhan cepat pada organ rahim dan ovarium yang memproduksi ovum (sel telur) dan hormon untuk kehamilan. Akibatnya terjadilah siklus “menarche” (menstruasi pertama). Siklus awal menstruasi sering diiringi dengan sakit kepala, sakit pinggang, kelelahan, depresi, dan mudah tersinggung. Psikologi remaja
2) Ciri-ciri Seks Sekunder
Perkembangan psikologi remaja pada seksualitas sekunder adalah pertumbuhan yang melengkapi kematangan individu sehingga tampak sebagai lelaki atau perempuan. Remaja pria mengalami pertumbuhan bulu-bulu pada kumis, jambang, janggut, tangan, kaki, ketiak, dan kelaminnya. Pada pria telah tumbuh jakun dan suara remaja pria berubah menjadi parau dan rendah. Kulit berubah menjadi kasar. Pada remaja wanita juga mengalami pertumbuhan bulu-bulu secara lebih terbatas, yakni pada ketiak dan kelamin. Pertumbuhan juga terjadi pada kelenjar yang bakal memproduksi air susu di buah dada, serta pertumbuhan pada pinggul sehingga menjadi wanita dewasa secara proporsional.
b. Perkembangan Kognitif Psikologi Remaja
Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12–20 thn secara fungsional, perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja dapat digambarkan sebagai berikut
a. Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak
b. Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi, membuat keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah
c. Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit dengan yang abstrak
d. Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipotesis
e. Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif untuk mencapainya psikologi remaja
f. Mulai menyadari proses berfikir efisien dan belajar berinstropeksi
g. Wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, dan identitas (jati diri)

c. Perkembangan Emosi Psikologi Remaja

Remaja mengalami puncak emosionalitasnya, perkembangan emosi tingkat tinggi. Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat, emosinya bersifat negatif dan temperamental (mudah tersinggung, marah, sedih, dan murung). Sedangkan remaja akhir sudah mulai mampu mengendalikannya. Remaja yangberkembang di lingkungan yang kurang kondusif, kematangan emosionalnyaterhambat. Sehingga sering mengalami akibat negatif berupa tingkah laku “salah suai”, misalnya : psikologi remaja
1) Agresif : melawan, keras kepala, berkelahi, suka menggangu dan lain-lainnya
2) Lari dari kenyataan (regresif) : suka melamun, pendiam, senang menyendiri, mengkonsumsi obat penenang, minuman keras, atau obat terlarang
Sedangkan remaja yang tinggal di lingkungan yang kondusif dan harmonis dapat membantu kematangan emosi remaja menjadi :
1) Adekuasi (ketepatan) emosi : cinta, kasih sayang, simpati, altruis (senang menolong), respek (sikap hormat dan menghormati orang lain), ramah, dan lain-lainnya
2) Mengendalikan emosi : tidak mudah tersinggung, tidak agresif, wajar, optimistik, tidak meledak-ledak, menghadapi kegagalan secara sehat dan bijak
d. Pekembangan Moral Psikologi Remaja
Remaja sudah mampu berperilaku yang tidak hanya mengejar kepuasan fisik saja, tetapi meningkat pada tatanan psikologis (rasa diterima, dihargai, dan penilaian positif dari orang lain). psikologi remaja
e. Perkembangan Sosial Psikologi Remaja
Remaja telah mengalami perkembangan kemampuan untuk memahami orang lain (social cognition) dan menjalin persahabatan. Remaja memilih teman yang memiliki sifat dan kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, misalnya sama hobi, minat, sikap, nilai-nilai, dan kepribadiannya.
Perkembangan sikap yang cukup rawan pada remaja adalah sikap comformity yaitu kecenderungan untuk menyerah dan mengikuti bagaimana teman sebayanya berbuat. Misalnya dalam hal pendapat, pikiran, nilai-nilai, gaya hidup, kebiasaan, kegemaran, keinginan, dan lain-lainnya.
f. Perkembangan Kepribadian Psikologi Remaja
Psikologi remaja. Isu sentral pada remaja adalah masa berkembangnya identitas diri (jati diri) yang bakal menjadi dasar bagi masa dewasa. Remaja mulai sibuk dan heboh dengan problem “siapa saya?” (Who am I ?). Terkait dengan hal tersebut remaja juga risau mencari idola-idola dalam hidupnya yang dijadikan tokoh panutan dan kebanggaan. Faktor-faktor penting dalam perkembangan integritas pribadi remaja (psikologi remaja) adalah :
1) Pertumbuhan fisik semakin dewasa, membawa konsekuensi untuk berperilaku dewasa pula
2) Kematangan seksual berimplikasi kepada dorongan dan emosi-emosi baru
3) Munculnya kesadaran terhadap diri dan mengevaluasi kembali obsesi dan cita-citanya
4) Kebutuhan interaksi dan persahabatan lebih luas dengan teman sejenis dan lawan jenis
5) Munculnya konflik-konflik sebagai akibat masa transisi dari masa anak menuju dewasa. Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan, mengembangkan, dan memelihara identitas diri
Tindakan antisipasi remaja akhir adalah:
1) Berusaha bersikap hati-hati dalam berperilaku dan menyikapi kelebihan dirinya
2) Mengkaji tujuan dan keputusan untuk menjadi model manusia yang diidamkan
3) Memperhatikan etika masyarakat, kehendak orang tua, dan sikap teman-temannya
4) Mengembangkan sikap-sikap pribadinya
g. Perkembangan Kesadaran Beragama
Iman dan hati adalah penentu perilaku dan perbuatan seseorang. Bagaimana perkembangan spiritual ini terjadi pada psikologi remaja? Sesuai dengan perkembangannya kemampuan kritis psikologi remaja hingga menyoroti nilai-nilai agama dengan cermat. Mereka mulai membawa nilai-nilai agama ke dalam kalbu dan kehidupannya. Tetapi mereka juga mengamati secara kritis kepincangan-kepincangan di masyarakat yang gaya hidupnya kurang memedulikan nilai agama, bersifat munafik, tidak jujur, dan perilaku amoral lainnya. Di sinilah idealisme keimanan dan spiritual remaja mengalami benturan-benturan dan ujian.
Read more

MEMAHAMI TATA TERTIB SEKOLAH

 Tata Tertib Sekolah

Kedisiplinan dan ketertiban di lingkungan sekolah memang sangatlah penting, karena hal ini sering kali terjadi pelanggaran kedisiplinan dan ketertiban yang dilakukan para siswa. Oleh sebab itu kedisiplinan dan ketertiban perlu kita atur dalam sebuah tatanan yang biasa kita sebut dengan tata tertib sekolah. Adapun dibuatnya tata tertib tersebut memiliki dua tujuan yaitu tujuan khusus dan juga tujuan umum. Secara khusus memiliki tujuan supaya kepala sekolah bisa menciptakan suasana yang kondusif bagi semua warga sekolah, supaya para guru bisa melaksanakan belajar mengajar dengan optimal dan supaya tercipta kerja sama di antara para orang tua dengan sekolah dalam mengemban tugas pendidikan. Sedangkan tujuan secara umumnya yaitu agar terlaksananya kurikulum secara baik serta bisa menunjang peningkatan mutu pendidikan di dalam sekolah.

Untuk bisa menegakkan kedisiplinan di dalam lingkungan sekolah memang diperlukan tunjangan peraturan dengan ketentuan-ketentuan yang sifatnya mengikat setiap komponen baik itu guru, siswa maupun kepala sekolah guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan berupa tata tertib sekolah. Sementara untuk menegakkan tata tertib tersebut haruslah dimulai dari kelompok sekolah itu sendiri, dengan begitu maka sekolah bisa menjadi tempat dan sarana belajar dengan manajerial yang baik.
Selain itu disiplin memang merupakan hal penting yang harus ditanamkan kepada anak didik kita di sekolah sedini mungkin, dengan tata tertib yang diterapkan setiap hari tersebut maka bisa membuat para siswa menjadi terbiasa untuk bersikap disiplin dan tertib. Kelas pun juga harus memiliki tata tertib sendiri yang harus dicontohkan dan dijelaskan kepada siswa agar dilaksanakan terus menerus. Beberapa taat tertib tersebut antara lain seperti :

Masuk sekolah

  • - Siswa diharuskan datang tepat waktu
  • - Tas dan alat tulis ditaruh di laci meja, setelah itu keluar kelas
  • - Bagi siswa yang mendapat giliran piket harus datang lebih awal
  • - Bagi siswa yang tidak masuk harus membuat surat izin tertulis
  • - Guru tidak boleh terlambat datang
Di dalam kelas
  • - Doa dipimpin ketua kelas
  • -Memberikan salam pada guru
  • - Guru melakukan absensi
  • - Tidak boleh bercanda atau melakukan kegiatan lainnya ketika proses belajar
  • - Siswa tidak boleh keluar kelas tanpa izin
  • - Guru dilarang meninggalkan kelas saat pelajaran berlangsung
Adapun beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari adanya tata tertib sekolah, yaitu :

Memberikan dukungan supaya terciptanya sikap ataupun perilaku yang tidak menyimpang

Membantu para siswa untuk menyesuaikan diri dan memahami diri dengan tuntutan lingkungan

Sebuah lingkungan sekolah yang tertib dapat memberikan gambaran lingkungan siswa yang gigih giat, penuh perhatian, serius dan kompetitif dalam pembelajarannya. Sehingga dengan adanya tata tertib sekolah tersebut diharapkan bisa memberikan andil besar terhadap lahirnya siswa yang berhasil serta berkepribadian yang unggul.Kedisiplinan dan ketertiban di lingkungan sekolah memang sangatlah penting, karena hal ini sering kali terjadi pelanggaran kedisiplinan dan ketertiban yang dilakukan para siswa. Oleh sebab itu kedisiplinan dan ketertiban perlu kita atur dalam sebuah tatanan yang biasa kita sebut dengan tata tertib sekolah. Adapun dibuatnya tata tertib tersebut memiliki dua tujuan yaitu tujuan khusus dan juga tujuan umum. Secara khusus memiliki tujuan supaya kepala sekolah bisa menciptakan suasana yang kondusif bagi semua warga sekolah, supaya para guru bisa melaksanakan belajar mengajar dengan optimal dan supaya tercipta kerja sama di antara para orang tua dengan sekolah dalam mengemban tugas pendidikan. Sedangkan tujuan secara umumnya yaitu agar terlaksananya kurikulum secara baik serta bisa menunjang peningkatan mutu pendidikan di dalam sekolah.

Untuk bisa menegakkan kedisiplinan di dalam lingkungan sekolah memang diperlukan tunjangan peraturan dengan ketentuan-ketentuan yang sifatnya mengikat setiap komponen baik itu guru, siswa maupun kepala sekolah guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan berupa tata tertib sekolah. Sementara untuk menegakkan tata tertib tersebut haruslah dimulai dari kelompok sekolah itu sendiri, dengan begitu maka sekolah bisa menjadi tempat dan sarana belajar dengan manajerial yang baik.
Selain itu disiplin memang merupakan hal penting yang harus ditanamkan kepada anak didik kita di sekolah sedini mungkin, dengan tata tertib yang diterapkan setiap hari tersebut maka bisa membuat para siswa menjadi terbiasa untuk bersikap disiplin dan tertib. Kelas pun juga harus memiliki tata tertib sendiri yang harus dicontohkan dan dijelaskan kepada siswa agar dilaksanakan terus menerus. Beberapa taat tertib tersebut antara lain seperti :

Masuk sekolah

  • - Siswa diharuskan datang tepat waktu
  • - Tas dan alat tulis ditaruh di laci meja, setelah itu keluar kelas
  • - Bagi siswa yang mendapat giliran piket harus datang lebih awal
  • - Bagi siswa yang tidak masuk harus membuat surat izin tertulis
  • - Guru tidak boleh terlambat datang
Di dalam kelas
  • - Doa dipimpin ketua kelas
  • -Memberikan salam pada guru
  • - Guru melakukan absensi
  • - Tidak boleh bercanda atau melakukan kegiatan lainnya ketika proses belajar
  • - Siswa tidak boleh keluar kelas tanpa izin
  • - Guru dilarang meninggalkan kelas saat pelajaran berlangsung
Adapun beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari adanya tata tertib sekolah, yaitu :

Memberikan dukungan supaya terciptanya sikap ataupun perilaku yang tidak menyimpang

Membantu para siswa untuk menyesuaikan diri dan memahami diri dengan tuntutan lingkungan

Sebuah lingkungan sekolah yang tertib dapat memberikan gambaran lingkungan siswa yang gigih giat, penuh perhatian, serius dan kompetitif dalam pembelajarannya. Sehingga dengan adanya tata tertib sekolah tersebut diharapkan bisa memberikan andil besar terhadap lahirnya siswa yang berhasil serta berkepribadian yang unggul.
Read more

MAHAMI DAN MENERAPKAN NORMA TATA KARMA DALAM BERGAUL

Tuhan yang telah menciptakan manusia dengan dilengkapi akal budi, naluri / instink, perasaan dan pemikiran menjadi hal fundamental untuk dapat membangun hidupnya menjadi lebih bermakna. Diantara naluri itu, manusia memiliki keinginan untuk selalu hidup bersama. Naluri / instink manusia yang selalu ingin hidup bersama disebut ”gregariousness” sehingga manusia disebut “social animal” yaitu hewan yang mempunyai naluri untuk hidup bersama. (Nata Sapurta, 1983 : 64).
Di dalam hubungan antar manusia dengan manusia lain, yang paling penting adalah reaksi sebagai akibat dari hubungan tersebut. Reaksi tersebut menyebabkan hubungan manusia tambah luas. Untuk dapat menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungannya manusia menggunakan pikiran untuk menghadapi berbagai kondisi dalam lingkungannya. Implikasinya adalah timbulnya kelompo-kelompok sosial (social groups) dalam kehidupan manusia, karena manusia tidak mungkin hidup sendiri.
Menurut Ellwood (dalam Nata Saputra), faktor-faktor yang menyebabkan manusia hidup bersama, antara lain :
  1. Dorongan untuk mencari makan ; penyelenggaraan untuk mencari makan lebih mudah dilakukan dengan bekerja sama.
  2. Dorongan untuk mempertahankan diri ; terutama pada kondisi primitif
  3. Dorongan untuk melangsungkan jenis.
Oleh karena kecenderungan manusia hidup bersama maka untuk mewujudkan kesatuan kolektif tersebut manusia menjadi sering berkumpul dan bergaul dalam suatu lingkungan tertentu, sehingga hal itu diartikan sebagai masyarakat. Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling bergaul dan berinteraksi. Disamping pengertian itu dalam masyarakat juga diterapkan dalam batas kesatuan itu, sehingga pola yang khas itu sudah menjadi adat istiadat yang khas (Koentjaraningrat, 1986 : 144). Pada berbagai elemen dalam masyarakat Indonesia (dengan adat ketimuran) telah diatur tingkah lakunya oleh berbagai norma dan aturan yang berlaku baik tersurat (aturan perundang-undangan) maupun tersirat (norma sosial, agama yang berlaku).
Disamping norma sosial (susila) yang berlaku universal di Indonesia masih banyak lagi hukum lain yang mengatur masyarakat di Indonesi. Misalnya buku adat yang dapat ditentukan dalam :
  1. Kaidah-kaidah yang tidak tertulis
  2. Kitab-kitab hukum tradisional
  3. Peraturan-peraturan untuk golongan asli
  4. Perturan-peraturan dari raja-raja dan kepala-kepala pemerintahan (Soekanto, 1985 : 61).
Namun sebagaimana diketahui maka hukum adat di Indonesia sebagian mungkin dipengaruhi oleh hukum agama.
Ibu Nyi Hadjar Dewantara (dalam Samsoeri) mengemukakan bahwa nilai suatu bangsa dapat didasarkan pada kebudayaan bangsa itu sesuai dalam arti luas dan mendalam. Adat istiadat, etika dan sebagainya adalah aspek-aspek kebudayaan yang merupakan sendi-sendi kepribadian nasional.
Maka dalam penyusunan makalah ini ditiik beratkan pada bagaimana mengenal dan mempraktekkan etika / tata krama yang berlaku secara nasional (walaupun beberapa daerah di Indonesia memiliki hukum / adat istiadat yang lain). Selain merupakan dokumen kebudayaan bangsa penyusunan hukum ini dapat menjadi bekal dan kajian petunjuk yang cukup berharga untuk mengamalkan etika / tata krama pergaulan yang bersendikan nasional dan relevan dengan jiwa Pancasila.


  1. A.    TATA KRAMADALAM BERDIRI
Perlukah sikap berdiri diatur, agar memenuhi norma-norma sopan santun? Bangsa Indonesia khususnya dan bangsa-bangsa timur yang lain pada umumnya. Sikap berdiri dinilai juga dari segi kesopanan. Lain halnya dengan bangsa-bangsa barat pada umumnya, mereka kurang mempunyai pandangan yang khusus pada soal itu. Demikian pula karena etika mencakup segala kegiatan dan tingkah laku manusia. Maka sikap berdiri sudah barang tentu harus mempunyai ketentuan-ketentuan juga.
Ada kalanya sikap berdiri yang dapat dianggap rasa kesopanan, tetapi ada pula kalanya sikap tersebut tidak sopan. Pada uraia-uraian selanljutnya akan kami terangkan tentang sikap berdiri.
  1. 1.      Berdiri di muka umum
Apa yang dimaksud berdiri di muka umum ialah apabila yang melakukannya tengah menyanyi atau berpidato. Sikap untuk inipun sebaiknya dilakukan dengan sopan pula. Dalam soal apa dan untuk keperluan apa kita berdiri untuk berpidato, perlu memperhatikan beberapa ketentuan.
Berpidato dalam upacara-upacara perkawinan, kematian dan lain sebagainya sudah barang tentu berbeda dengan pidato, rapat-rapat umum atau rapat politik dan lain sejenisnya. Perbedaan yang dimaksud disini adalah perbedaan tentang sikap beridirinya. Pada upacara-upacara yang mengharuskan kita berlau kidmat, kita akan nampak lebih berwibawa dan meresapkan suasana, apabila kita berdiri tegak dengan kaki merapat dan tanpa menggunakan gerak tangan atau gerakan-gerakan lainnya. Dalam hal demikian sebaiknya kedua tangan disilangkan ke muka. Sedang untuk berdiri dalam suasana yang lain, akan siap-siap itu harus berlainan pula.
  1. 2.      Berdiri untuk antri
Orang berdiri untuk antri harus berhati-hati dalam menempatkan dirinya. Sedikit saja membuat kesalahan, niscaya akan menerima umpatan dari pihak lain. Dalam keadaan demikian, setiap orang harus dapat menguasai kesabaran masing-masing. Sebaiknya berdirilah berjajar urut ke belakang dengan baik, tenang dan sabar. Jangan resah,kami maksudkan berulang-ulang melonggok-longgok ke muka atau menoleh ke belakang. Jangan pula berdesak-desakan atau rebut-rebutan atau main serobot. Tunggulah hingga giliran anda tiba, dan jangan coba-coba untuk saling mendahuluinya. Setiap orang harus datang dan berdiri menurut kesempatan bagi dirinya, yang kami maksudkan di sini ialah apabila ia datang kemudian, harus berdiri di belakang. Setiap usaha untuk menyelendup atau masuk menyelinap menyusup ke tengah-tengah deretan merupakan suatu perbuatan yang melanggar peraturan. Baik melanggar tata tertib, melanggar haknya orang banyak, atau pula melanggar kesopanan.
  1. B.     TATA KRAMA DALAM BERJALAN
Banyak orang menganggap, bahwa soal berjalan adalah remeh. Tetapi apabila kita perhatikan benar-benar, ternyata masih banyak di antara bangsa kita  yang belum memahami benar tentang bagaimana sikap yang sebaik-baiknya kita harus berjalan. Yang dimaksud berjalan disini ialah berjalan di jalan umum, di mana selain kita sendiri, banyak pula orang lain yang berjalan di situ.
Tiap-tiap bangsa mempunyai gaya sendiri-sendiri. Misalnya orang Amerika dan Eropa, pada umumnya selalu bergegas-gegas, seolah-olah ada sesuatu yang mereka kejar. Kebiasaan ini terpengaruh oleh kehidupan mereka yang segala sesuatunya serba otomat, dengan demikian maka tindakan-tindakannya pun serba cepat pula. Memang harus diakui bahwa keadaan dapat mempengaruhi kebiasaan. Di negara-negara Arab datarannya kebanyakan terdiri dari padang pasir yang luas, sehingga untuk mengarunginya dari suatu tempat ke tempat yang lain memerlukan kesabaran dan ketabahan yang luar biasa. Kebanyakan bangsa Arab berjalan lambat-lambat asal sampai di tempat tujuan dan selamat.
Dari kedua keadaan yang diuraikan di atas, dapat diperoleh perbedaan yang menyolok. Yang satu ingin cepat, sedang lainnya terbiasa dengan lambat-lambat. Sedangkan keadaan di negara kita, khususnya di pulau Jawa boleh dikatakan berada di tengah-tengah. Maka keadaan ini pun mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Sehingga gaya kita berjalanpun menjadi sedang, tidak cepat dan tidak pula lambat.
Bangsa kita sudah banyak dikenal oleh bangsa-bangsa lain sebagai bangsa yang halus, ramah-tamah dan memiliki sopan-santun yang tinggi. Memang, bagi bangsa kita, sopan-santun ini masih membudaya dalam kehidupan masyarakatnya. Sopan-santun masih tumbuh dengan subur dan dipelihara baik-baik, sehingga pada soal-soal yang kecil-kecil sekalipun tidak lepas dari penilaian kesopanan. Demikian pula martabat seseorang berkaitan erat dengan adabnya. Jelasnya, orang baru dapat baik, apabila penilaian terhadap segi adab dan kesopanannya telah sempurna.
Selanjutnya agar cara kita berjalan memenuhi norma-norma sopan santun, perlu memperhatikan uraian-uraian berikutnya :
Cara berjalan
Orang dapat dikatakan berjalan dengan baik, apabila memenuhi syarat-syarat di bawah ini :
  1. 1.      Dengan langkah tetap dan pasti
Berjalan memerlukan bentuk-bentuk yang teratur dan indah. Dalam segala yang beraturan itu, terletaklah sifat-sifat yang serasi dan indah. Dengan langkah-langkah yang pasti, akan membawa diri kita pada sikap kesopanan yang pantas, serta merupakan ujud dan mencerminkan watak dari ang melakukannya.
  1. 2.      Langsung dan lurus
Setiap pejalan kaki harus senantiasa memperhatikan keadaan di mukanya. Jelasnya janganlah berjalan dengan menoleh-noleh ke belakang demikian lama, sehingga memungkinkan untuk bertabrakan dengan pejalan kaki lain yang datang dari arah muka atau samping. Demikian pula berjalan menyerong-nyerong atau menunduk, dapat membingungkan para pejalan kaki lainnya dan ada kemungkinan pula untuk bertabrakan dengan segala sesuatu yang datang dari muka atau samping. Biasakanlah berjalan langsung dan lurus, agar kebiasaan itu dapat merubah diri anda ke arah bentuk yang baik.
  1. Bijaksana
Artinya jangan berbuat seperti robot. Setela kita melangkah dengan tetap dan pasti serta langsung dan lurus, harus pula berlaku bijaksana. Orang berjalan memerlukan sifat-sifat bersahaja. Artinya janganlah dengan sikap yang dibuat-buat, karena dengan sikap demikian orang lain akan tetap tahu bahwa kesemuanya itu hanyalah buat-buatan belaka. Sepandai-pandai seseorang berjalan dengan gaya buatan, namun masih tetap dapat membedakan mana yang asli dan yang buatan.
Pandangan mata waktu berjalan
Dalam penggolongan orang yang berjalan kaki terdapat macam type yang berlainan. Dalam garis besarnya dapat kita bagi menjadi 3 golongan, yakni :
-          Type yang tidak suka ambil pusing terhadap keadaan sekelilingnya
-          Type yang senantiasa ingin tahu
-          Type biasa.
Kemudian mengenai arah pandangan mata pada waku berjalan, perlu memperhatikan beberapa petunjuk seperti di bawah ini :
  1. a.      Wajar
Pandangan mata pada waktu kita berjalan sebaiknya wajar saja. Artinya : tidak membelalak, mengerling-ngerling, mencuri pandang dan lain sebagainya.
  1. b.      Mengarah ke muka
Apabila tidak perlu, arahkanlah selalu pandangan mata ke muka. Artinya jangan mengerlin ke kiri atau ke kanan, seolah-olah kita menaruh curiga terhadap orang yang berada di tempat itu. Camkanlah bahwa dalam beberapa hal pandangan mata dapat dijadikan pedoman untuk membaca perasaan seseorang.

  1. c.       Bijaksana
Tiada sesuatu peraturan yang melarang kita untuk melihat sesuatu. Tetapi berlakulah bijaksana dalam melihat seseorang. Artinya janganlah melihat tanpa berkedip demikian lama kepada seseorang, karena pandangan yang demikian dapat dikesankan sebagai pandangan yang tidak mengenakkan bagi yang dipandang.
  1. C.    TATA KRAMA DALAM DUDUK
Apabila sikap duduk ini dilakukan bersama-sama antara seorang pria dan seorang wanita dalam kaitannya sebagai suami-isteri, muda-mudi yang sedang berpacaran, kawan biasa dan lain sebainya, ketentuannya sama saja dengan ketentuan-ketentuan yang lain, yakni pria di sebelah kanan dan wanita di sebelah kiri. Sikap duduk ada bermacam-macam, yakni : duduk bersila, duduk bersimpuh dan duduk di kursi.
Dalam peradaban bangsa Indonesia, sopan santun duduk ini mempunyai peranan yang sangat penting. Aturan-aturan untuk itu sudah ada sejak dahulu kala, dan tetap di pertahankan oleh masyarakat Indonesia hingga sekarang. Adapun macam duduk yang dijelaskan di bawah ini :
  1. 1.      Duduk bersila
Sebagian besar suku bangsa Indonesia masih memakai cara ini. Jika ada yang telah meninggalkan cara ini, jumlahnyapun belum banyak dan terbatas pada mereka yang tinggal di kota-kota saja. Duduk bersila pada umumnya dilakukan diatas permadani ata tikar yang dibentangkan diatas lantai atau berlebih dahulu harus membuka sepatu atau alas kaki lainnya (kaus kaki tidak perlu di buka).
Kaki dapat dilipat demikian rupa, sehingga kedua telapaknya tidak kelihatan dan tersembunyi di bawah paha. Telapak kaki kiri berada di balik paha sebelah kiri. Pada wanita duduk bersila sedikit berbeda, yakni : lipatan kaki lebih kecil (meringkus), kedua lututnya agak diangkat dan bertumpu pada kedua telapak kakinya. Dengan demikian telapaknya kelihatan, sedang pada pria tersembunyi. Sehingga, wanita dapat memilih salah satu dari kedua cara tersebut.
  1. 2.      Duduk di dalam kelas
Di dalam bagian ini akan dibahas bagaimana murid-murid harus duduk dengan sopan, akan diterangkan pula bagaimana seorang guru yang bijaksana mengatur murid-muridnya. Sejak berada di Taman Kanak-kanak, murid-murid sudah dibiasakan duduk baik-baik dan sopan. Yakni senantiasa tenang, kaki beraada di bawan dan tangan di atas bangku.
Untuk mentrapkan kebiasaan itu dengan mudah, ukuran bangku dan tempat duduk pun sudah diatur sedemikian rupa, sehingga murid-murid itu di dalam kelas tidak menemukan kesulitan. Dengan ukuran bangku dan tempat duduk yang tepat serta sesuai itu, maka mereka dapat membiasakan diri untuk duduk dengan beratur dan baik.
Demikian seterusnya, setelah murid-murid itu duduk di sekolah dasar, sekolah lanjutan pertama dan atas, bangku-bangku dan tempat duduk itu harus senantiasa disesuaikan pula dengan keadaan tubuhnya murid. Ukuran-ukuran demikian ini sangat penting bagi perkembangan fisik mereka dengan kebiasaan duduk menulis dan membaca pada bangku yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, jelas akan membawa akibat yang kurang baik bagi pertumbuhan jasmani mereka.
  1. D.    TATA KRAMA DALAM BERSILATURAHMI
Dalam silaturrahmi (kadangkala ada yang menyebut silaturrahim) dalam adat ketimuran Indonesia banyak norma ataupun sikap-sikap yang menjadi aturan non formal yang bersifat sopan santun. Akan tetapi apabila dilanggar konsekwensi yang akan diterima adalah sanksi moral, seperti rasa malu, sungkan, kurang percaya diri, rasa bersalah dan lain-lain. Dalam silaturrahmi dapat menyangkut 2 hal, yaitu sikap orang yang bertamu dan orang yang menerima tamu.
Apabila anda datang bertamu ke rumah orang lain, janganlah segera duduk sebelum dipersilahkan oleh tuan nyonya rumah. Sebaliknya apabila anda bertindak selaku tuan janganlah membiarkan tamu anda terlalu lama berdiri. Sesudah tamu itu mengucapkan salam yang sopan, persilahkan tamu tersebut segara duduk. Janganlah anda mendahului duduk, sebelum tamu itu duduk. Demikian juga apabila tamu anda meminta diri akan meninggalkan rumah anda, menjadi kewajiban anda untuk turut berdiri dan menghantarkan tamu itu sampai ke ambang pintu. Dan apabila pintu anda tertutup, bukakanlah tombolnya,sebab ada kemungkinan tamu tersebut masih asing dengan kontruksi tombol-tombol pintu rumah anda, sehingga akan terlampau lama bahkan mungkin akan merepotkannya, apabila tidak ditolong.
Menyambut tamu akan nampak lebih akrab apabila tuan dan nyonya rumah bersama-sama menemuinya. Apabila jika tamu-tamu itu terdiri dari pria dan wanita.
  1. Sikap duduk yang baik bagi seorang tamu
Hal ini harus mengingat pada keadaan, tempat dan kepada siapa anda dan tempat yang bisa pula maka anda boleh duduk dengan sikap biasa juga tetapi pada keadaan tempat dan pembicaraan yang serius maka sikap andapun harus serius pula. Dalam keadaan demikian sebaiknya duduklah agak maju sehingga punggung anda agak renggang dengan sandaran kursi sikap demikian biasa ditunjukkan kepada orang-orang yang lebih tua lebih tinggi kedudukannya, atasan, pejabat tinggi dan pembesar-pembesar lainnya.
Dalam suasana demikian, selain dengan sikap duduk tanpa menyandarkan tubuh pada sandaran kursi sebaiknya tangan juga harus diatur demikian rupa, sehingga tidak terletak di atas sandaran tangan, tetapi berada di muka terletak di kedua belah paha. Kepala hendaknya agak menunduk.
  1. Sikap duduk yang baik tuan dan nyonya rumah
Apabila anda bertindak selaku tuan atau nyonya rumah, harus pula mengingat pada ketentuan-ketentuan di atas. Apabila yang datang bertamu andapun harus diatur seperti yang telah diterangkan di atas. Apabila tamu anda seorang pria dan anda temui bersama-sama istri anda, maka posisi tempat duduk anda harus menghadap kepada tamu tersebut. Sebaiknya apabila tamu anda seorang wanita maka yang harus menghadap langsung kepada tamu itu adalah istri anda. Dan apabila tamu anda terdiri dari pria dan wanita, maka posisi supaya diatur demikiarn rupa, sehingga pria menghadapi pria dan wanita menghadap wanita. Ketentuan ini berlainan dengan ketentuan ketika anda berada di rumah makan. Tetapi apabila tamu anda berjumlah lebih dari dua orang, umpama empat orang terdiri dari dua orang pria dan dua orang wanita, masing-masing merupakan pasangan suami istri, maka posisinya supaya diatur demikian rupa, sehingga tiap-tiap pasangan duduk berdampingan.
Secara lebih detail dibawah ini dituliskan tata cara bertamu dan menerima tamu, yakni :
  1. 1.      Tata Krama Dalam Bertamu
1)       Berpakain rapi,pantaas dan sopan
2)      Tidak bertamu pada jam-jam istirahat
3)      Seyogyanya membuat janji terlebih dahulu dan menepatinya, mengingat tuan rumah mungkin mempunyai banyak kesibukan.
4)      Mengetuk pintu membunyikan bel dan mengucapka salam.
5)      Bila sudah mengucapkan salam 3 X tidak ada jawaban sebaiknya pergi.
6)      Tidak boleh mengintip atau melongok ke dalam rumah, walupun pintu atau jendela terbuka.
7)      Bila ditanya “siapa itu ?” maka menjawabnya dengan menyebut nama.
8)      Tidak boleh masuk dan duduk sebelum dipersilakan.
9)      Melepas sepatu/ sandal sebelum masuk rumah atau menyesuaikan.
10)  Menempati tempat duduk yang dipersiapkan untuk tamu (tidak menempati tempat duduk untuk tamu)
11)  Bila tuan rumah bukan muhrimnya dan hanya satu orang, maka cukup diluar rumah dan bicara seperlunya.
12)  Tidak makan dan minum hidangan yang disuguhkan sebelum dipersilakan
13)  Sebaiknya mau mencicipi menikmati hidangan yang disediakan oleh tuan rumah.
14)  Bila hidangan yang disuguhkan merupakan pantangan, maka supaya menolak dengan sopan.
15)  Apabila bermalam, sebelum pulag supaya merapikan tempat tidurnya.
16)  Apabila membawa anak kecil supaya menjaganya dengan baik sehingga tidak mengecewakan tuan rumah.
17)  Apabila melakukan sesuatu yang mengecewakan tuan rumah (ngompol, merusak barang dll) supaya berterus terang dan minta maaf.
18)  Sebelum pulang, hendaknya minta maaf,mengucapkan terima kasih atas semua kebaikan tuan rumah dan mengucapkan salam.

  1. 2.      Tata Krama Dalam Menerima tamu
Dalam hal bertamu ada yang harus diperhatikan diantaranya :
1)      Berpakaian rapi, pantas dan sopan.
2)      Menyambut dan menerima tamu dengan ramah (grapyak).
3)      Mempersilahkan masuk dan duduk.
4)      Bila tuan rumah sendirian dan tamu bukan mahromnya juga sendirian, seyogyanya tidak dipersilahkan masuk ke dalam rumah dan bicara seperlunya saja.
5)      Memuliakan tamu dengan memberi penghormatan bilamana ‘ruf sesuai dengan kemampuan.
6)      Menyuguhkan hidangan atau jamuan dengan menggunakan nampan.
7)      Tidak menyuguhkan minuman dengan memegang bibir gelas.
8)      Bila tamu bukan mahromnya, seyogya tidak menyuguhkan sendiri secara langsung.
9)      Mempersilahkan tamu untuk menikmati hidangan.
10)  Bila tamu bukan mahromnya sebaiknya tidak duduk dengan berhadapan dan tidak menatap langsung.
11)  Apabila dalam menerima tamu waktunya terbatas karena suatu hal, maka hendaknya menyampaikan secara terus terang dan sopan.
12)  Bila tamu telah berpamitan, seyogyanya ikut mengantar ke luar rumah untuk melepaskan kepergiannya.
  1. E.     TATA KRAMA DALAM BERBICARA

Berbicara merupakan hal yang paling sering dilakukan pada setiap kesempatan, karena untuk menyampaikan maksud dan tujuan dalam interaksi antar manusia satu dengan yang lain dapat dipastikan dilakukan dengan pembicaraaan. Di Negara kita berbicara juga kental dengan adat dan sopan santun yang menjadi ciri masyarakat kita secara umum, yaitu ramah, sopan dan santun.
Adapun tata krama dalam berbicara, yakni ;
1)      Berbahasa yang baik dan sopan (papan-empan-adepan), menghindari kata-kata yang kotor dan menyakitkan hati.
2)      Bila berbicara dengan orang lebih tua/ditentukan, hendaknya pandangan mata agak ditundukkan dan dalam bertutur kata dengan nada suara lebih rendah.
3)      Membiasakan kata-kata “maaf” pada awal dan akhir pembicaraan.
4)      Dalam berbahasa daerah tidak boleh memposisikan diri lebih tinggi dari lawan bicara.
5)      Memperhatikan dan mengarahkan pandangan kepada lawan bicara dengan sopan.
6)      Memberi kesempatan kepada lawan bicara untuk bicara (tidak mendominasi pembicaraan).
7)      Tidak memotong pembicaraan lawan bicara.
8)      Tidak berbicara sambil berkacak pinggang atau menunjuk-nunjuk ke arah lawan bicara.
9)      Tidak mempergunjingkan atau membicarakan aib orang lain (giba).
10)  Bila bertiga : a. tidak berbicara dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh salah satu dari mereka. b. tidak berbisik-bisik berdua, tanpa memperdulikan teman yang lain.
11)  Menghindari berkata dusta, meskipun bermaksud melucu.
12)  Menghindari bergurau yang berlebihan dan gojlok-gojlokan.

  1. F.     TATA KRAMA DALAM MAKAN DAN MINUM
Dalam makan dan minum, apalagi hal itu dilkukan bersama dengan orang lain, maka supaya memperhatikan tata karma yang telah menjadi kebiasaan sopan santun masyarakat bangsa kita, diantaranya:
  1. Tata Krama Dalam Makan
1)      Duduk dengan sopan, sesuai dengan tempat duduknya(kursi atau lesehan)
2)      Makan dengan tangan kanan (kecuali dalam keadaan tertentu; cacat tangan kanan, sakit dll)
3)      Memulai makan dengan membaca basmalah, dan mengskhiri dengan membaca hamdalah.
4)      Mengambil makan secukupnya dan dihabiskan, jangan sampai menyisakan makanan dalam piring.
5)      Tidak meniup makanan yang panas dengan tidak sopan (menjadi pusat perhatian aorang lain).
6)      Memulai makan dari tepi piring, sehingga makanan dalam piring tidak kocar-kacir.
7)      Tidak berbicara ketika mulut masih penuh makanan.
8)      Tidak minum ketika masih mulut ada makanan (kecuali karena suatu hal).
9)      Mengunyah makanan dengan bibir tertutup sehingga tidak menimbulkan suara.
10)  Jika makanan (buah dll) jatuh ditempat bersih maka dapat diambil kembali.
11)  Tidak memasukkan makanan ke dalam mulut sebelum makana dalam mulut habis.
12)  Tidak terdengar suara benturan sendok, garpu dan piring.
13)  Tidak melakukan hal-hal yang tabu (seperti: berdahak, bersendawqa dan kentut)
14)  Ketika membersihkan makanan di gigi supaya menutup mulut dengan tangan dan tidak membuangnya dihadapan orang lain.
15)  Tidak mencela makanan (makanan ini tidak enak, asin, bau dll.
16)  Mendoakan kepaada yang menjamu makanan, mengucapkan terima kasih.
17)  Dalam hal makan prasmanan hendaknya setelah mengambil makanan sewajarnya, agar memberi kesempatan kepada yang lain untuk bias mengambil makanan dengan mudah.
18)  Hendaknya makanan yang mendekat pada mulut (sendok mendekat pada mulut) bukan mulut yang menjemput/ mendekat pada makanan (mulut mendekat pada sendok).
19)  Dalam hal jamuan makan bersama:
  1. Mendahulukan yang lebih tua.
  2. Bila akan mengambil makanan cukup dilihat tak perlu disentuh atau dicium.
  3. Mengambil makan yang terdekat.
  4. Tidak mengambil makanan yang dihidangkan dengan sendok yang sudah digunakan untuk makan.
  5. Tidak makan sambil bergurau.
  1. Tata Krama Dalam Minum
1)      Memegang gelas pada tangkainya (bila bertangkai)
2)      Apabila disuguhkan cangkirdengan pisin (lepek0 , diusahakan meminu dengan sekaligus mengangkat pisinnya.
3)      Tidak langsung minum dari bibir teko (nyucup) dan tidak langsung menuangkannya kedalam mulut.
4)      Tidak bernnafas dalam gelas dan tidak meneguk menenggak minuman sekali habis.
5)      Ketika minum air minum tidak digunakan berkumur terlebih dahulu.
BAB III
PENUTUP
  1. A.    Kesimpulan
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, sebagai bangsa yang berkepribadian yang luhur sesuai dengan nilai budaya bangsa yang tercermin dalam jiwa Pancasila, dan relevan dengan norma agama yang mengajarkan akhlaqul karimah serta adat-istiadat ketimuran yang dijunjung masyarakat Indonesia, maka  kita harus memperhatikan dan dapat mengamalkan tata cara / tata krama dalam pergaulan sehari-hari. Beberapa tata karma yang telah dibahas dalam penulisan ini meliputi : tata krama dalm berdiri, tata krama dalam berjalan, tata krama dalam duduk, tata krama dalam bersilaturahmi, tata krama dalam berbicara dan tata kram dalam makan dan mium. Meskipun disadari bahwa bangsa Indonesia ini terdiri dari beberapa daerah propinsi, beragam budaya dan adat istiadat, sehingga setiap daerah juga mempunyai tata cara yang khas, namun dengan jiwa Pancasila dan norma agama serta kebiasaan sosial masyarakat Indonesia secara umum maka tata karma ini ditulis menurut tata karma nasional, yang berlaku secara nasional.
Setiap anggota masyarakat akan merasakan kedamaian, kerukunan dan kekompakan apabila tercipta konsep hidup dan kesepahaman dalam masyarakat itu. Kita merasa senasib dan sepenanggungan dalam koridor Negara yang kita cintai ini. Untuk dapat mewujudkan cita-cita luhur tersebut maka sangat perlu bagi sitiap pribadi masyarakat Indonesia untuk memahami dan mengamalkan yang menjadi jadti diri bangsa ini. Sopan dalam berkata, santun dalam bertindak, unggah-ungguh dalam berbuat, setiap kita berbuat terhadap orang lain bagaikan kita berbuat bagi diri kita sendiri. Setiap kita mnyakiti orang lain maka kita memahami itu juga menyakiti diri kita sendiri. Yang kaya menghormat, yang miskin menghargai, yang pejabat mengayomi yang bawahan menghormat, masyarakat menetapi peraturan, POLRI mengayomi. Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara dua dimensi kehidupan yang saling berbenturan. Yang kaya, miskin, pejabat, bawahan, sipil, POLRI dan masyarakat lain adalah sama, sederajat disisi Allah, Tuhan Yang Maha Esa dalam memahami dan mengamalkan budi pekerti yang luhur, akhlaqul karimah, tata karma dan etika pergaulan. Bukan serta merta yang kaya menindas yang miskin, yang miskin mencela yang kaya, yang pejabat mengintimidasi bawahan, yang bawahan tidak menghormat atasan, sehingga tidak terwujud suatu keadaan yang madani, tentram dan sejahtera.
  1. B.     Saran
Adapun dalam memenuhi etika sopan-santun dalam pergaulan, kita harus memperhatikan beberapa hal yang fundamental. Misalnya dengan siapa kita berbicara, tempat, waktu, dan lain sebagainya. Dalam tata krama berdiri, tata krama berjalan, tata krama duduk, tata krama bersilaturahmi dan tata krama dalam berbicara ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
  1. Tata krama dalam berdiri : dimana kita berdiri, untuk apa berdiri, dengan siapa berdiri, dan lain sebainya.
  2. Tata krama dalam berjalan : daerah / lokasi yang kita gunakan untuk berjalan, dengan siapa kita berjalan, dan lain sebagainya.
  3. Tata krama dalam duduk : dimana kita duduk, untuk apa duduk, dengan siapa duduk, dan lain sebagainya
  4. Tata krama dalam bersilaturahmi : bertamu ke siapa, bareng dengan siapa kita bertamu, perlunya apa kita bertamu, dan lain sebagainya.
  5. Tata krama dalam berbicara : dengan siapa kita berbicara, perlunya apa berbicara, dan lain sebagainya.
  6. Tata karma dalam makan dan minum: dimana kita makan, dengan siapa, kapan, prasmanan apa hidangan biasa dan lainlain.
Sehingga seyogyang kita dapat memahami dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga terwujud suatu kehidupan yang tentram rukun kompak dan masyarakat madanai yang dicita-citakan akan menjadi kenyataan.

SUMBER http://www.stkippgrismp.ac.id/etika-pergaulan-dalam-kehidupan-sehari-hari/
Read more

KONSEP DIRI

Pengertian dan Komponen Konsep Diri 

Pengertian Konsep Diri

Konsep Diri
Ilustrasi Konsep Diri
Konsep Diri didefenisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen 2005).

Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, fisikal, emosional, intelektual, sosial dan spiritual (Keliat, 2005).

Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri memberi kita kerangka acuan yang mempengaruhi manejemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain (Potter & Perry, 2005).

Komponen Konsep Diri

Konsep diri terdiri dari Citra Tubuh (Body Image), Ideal Diri (Self ideal), Harga Diri (Self esteem), Peran (Self Rool) dan Identitas(self idencity).

a. Citra Tubuh (Body Image) 

Body Image (citra tubuh) adalah sikap individu terhadap dirinya baik disadari maupun tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-pengalaman baru.

Body image berkembang secara bertahap selama beberapa tahun dimulai sejak anak belajar mengenal tubuh dan struktur, fungsi, kemampuan dan keterbatasan mereka. Body image (citra tubuh) dapat berubah dalam beberapa jam, hari, minggu ataupun bulan tergantung pada stimuli eksterna dalam tubuh dan perubahan aktual dalam penampilan, stuktur dan fungsi (Potter & Perry, 2005).

b. Ideal Diri 

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang diraih. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita ataupun penghargaan diri berdasarkan norma-norma sosial di masyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri. Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan membantu individu mempertahankan kemampuan menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung. Ideal diri penting untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental.

Pembentukan ideal diri dimulai pada masa anak-anak dipengaruhi oleh orang yang dekat dengan dirinya yang memberikan harapan atau tuntunan tertentu. Seiring dengan berjalannya waktu individu menginternalisasikan harapan tersebut dan akan membentuk dari dasar ideal diri. Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada usia yang lebih tua dilakukan penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran serta tanggung jawab.

b. Harga Diri 

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yaitu : dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang menilai dirinya positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan diri, sebaliknya individu akan merasa dirinya negative, relatif tidak sehat, cemas, tertekan, pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak diterima di lingkungannya (Keliat BA, 2005).

Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Harga diri akan sangat mengancam pada saat pubertas, karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan, karena banyak keputusan yang harus dibuat menyangkut dirinya sendiri.

c. Peran 

Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok sosial. Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu sepanjang daur kehidupannya. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.

d. Identitas Diri 

Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa individu dirinya berbeda dengan orang lain. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya. Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak, bersamaan dengan berkembangnya konsep diri. Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri dan menerima diri.

SUMBER http://www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-dan-komponen-konsep-diri.html

 

Read more

Keutamaan Ilmu, Belajar Dan Mengaja

untuk memantapkan diri dalam memulai menempuh jalan terjal dan berliku dalam menuntut ilmu, diperlukan bekal berupa kemauaan dan semangat yg tinggi. Nah untuk memperoleh hal tersebut caranya adalah dg mengetahui keutamaan-keutamaan ilmu, keutamaan-keutamaan belajar dan juga mengajar.
Ketahuilah ilmu punya keutamaan yg sangat tinggi disisi Allah, tentu yg dimaksud disini adalah Ilmu agama, Allah telah menegaskan hal tersebut dalam banyak ayat alquran. Dan siapakah yg ucapannya lebih benar selain Allah.
Allah berfirman
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Allah bersaksi (menjelaskan) bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Dan Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu menyatakan (menyaksikan) ”Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Perhatikan bagaimana Allah menyandingkan kesaksianNya dg kesaksian ahli ilmu disamping malaikat, dimana hal ini menunjukkan derajat  tinggi orang-orang berilmu. Ayat ini juga menunjukkan bahwa hanya orang berilmu yg mampu menyaksikan dan merasakan keesaan Allah, merasakannya dalam segala hal, mengetahui bahwa Allah mengetahui segala sesuatu, sehingga timbullah rasa takut akan siksanya, dan yg demikian itu menyebabkan mereka menjauhi laranganNya dan mentaati perintahNya. Karena itu dalam ayat lain allah menegaskan bahwa  hanya ulama’ yg benar-benar bisa takut kepadanya.
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.
Sedangkan orang yg takut kepada Allah adalah sebaik-baik makhluk, dan bagi mereka surga ‘adn. Allah berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhlukBalasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
Yang dimaksud “orang yang takut kepada Tuhannya” tentu saja adalah orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh itu sendiri.
İmam ghozali berkata : karena ilmulah alam semesta beserta segala isinya diciptakan, kemudian beliau mendatangkan ayat :
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.
Dimana dengan jelas allah menegaskan tujuan diciptakannya langit bumi adalah supaya manusia mengetahui kekuasaan Allah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, (jika kalian melakukannya) niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Maksud dari ayat diatas adalah; Allah meninggikan derajat orang yg mau beriman sekaligus berilmu beberapa derajat, dimana derajat itu lebih tinggi daripada derajatnya orang beriman saja . namun model pendidikan yg seperti disebutkan ayat diatas hanya terdapat pada pesantren dimana tidak terdapat batasan murid, dan jam mengajar bagi guru.
Mengenai perbandingan derajat ini dapat dilihat dari hadist-hadist Nabi saw, diantaranya:
فضل العالم على العابد كفضلي على أدناكم
Keutamaan orang alim atas abid (ahli ibadah) adalah seperti keutamaanku atas paling rendahnya kalian.
فضل العالم على العابد سبعين درجة، ما بين كل درجتين كما بين السماء والأرض
Orang alim melebihi atas abid tujuh puluh derajat, setiap diantara dua derajat seperti halnya diantara langit dan bumi.
Rasul juga bersabda :
من يرد الله به خيراً يفقهه في الدين
Barang siapa yg Allah menghendaki kepadanya kebaikan, Allah akan memberinya pemahaman yg dalam tentang agama.
Ketika Allah hendak menunjukkan keutamaan nabi Adam, allah menunjukkannya dengan ilmu.
وَعَلَّمَ آَدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!
Lihatlah bagaimana Allah memberikan pengetahuan  kepada Adam kemudian memamerkannya kepada malaikat, dimana kemudian malaikat tidak mampu menyebutkan nama-nama benda yg ditunjukkan kepada mereka, sedangkan adam mampu menunjukkannya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia bisa menjadi mulia adalah dengan ilmu, tidak dengan harta maupun selainnya.
Setelah mengetahui keutamaan-keutamaan ini maka tidaklah pantas bagi orang yg beriman kepada Allah dan hari qiyamat untuk tidak tertarik mendalami ilmu agama karena ia adalah wasilah untuk taqorrub mendekatkan diri kepada Allah, dan apakah yg lebih berarti didunia ini bagi seorang mukmin selain terus-terus dekat disisi Allah?! Dan lebih penting lagi dengan berpegang pada ilmu kita bisa selamat dunia maupun akhirat.
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Katakanlah “apakah sama antara orang-orang yg mengetahui dan yg tidak mengetahui?”


Keutamaan menuntut ilmu dan mengajarkan ilmu
Jika ilmu adalah sesuatu yg paling berharga maka mencari ilmu adalah pekerjaan paling mulia.
Allah saw telah menyandingkan kewajiban menuntut ilmu dengan kewajiban jihad, Allah berfirman;
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
Jadi jika jihad melawan orang kafir itu menjaga agama islam dari ancaman luar, maka menuntut ilmu kemudian menyebarluaskannya adalah menjaga kelestarian ajaran islam dari dalam.
Rasul bersabda:
من سلك طريقا يطلب فيه علما سهل الله له به طريقا من طرق الجنة
Barang siapa menempuh jalan dimana ia menuntut ilmu didalamnya, maka Allah akan memudahkan karenanya, jalan diantara jalan-jalan surga baginya.
Padahal jalan menuju surga tidaklah mudah, jalan menuju surga dipenuhi perkara-perkara yg tidak disenangi, sehingga bahkan malaikat jibril pun kuatir kalau sampai akhirnya tidak ada yg memasukinya, seperti yg disebutkan dalam sebuah hadist.
Pada kelanjutannya hadist, rasul berkata
وإن الملائكة لتضع أجنحتها لطالب العلم رضا بما يصنع
Dan sesungguhnya malaikat menaruh sayap-sayapnya untuk pencari ilmu karena ridlo dengan apa yg ia perbuat.
Hadist ini menunjukkan bahwa para pencari ilmu senantiasa dalam naungan para malaikat.
Dalam sebuah riwayat, sahabat ibn abbas ditanya tentang Jihad, kemudian beliau berkata “maukah kutunjukkan padamu sesuatu yg lebih utama dari jihad?” lalu beliau menyuruh orang itu itu datang ke masjid dan mengajarkan Alquran kepada manusia.
Allah berfirman :
وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ
Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.
Yang dimaksud “rabbani” adalah ulama’ yg mengamalkan dan mengajarkan ilmunya, membimbing masyarakat menuju kebaikan.
AzZamakhsyari berkata “rabbaniyyah adalah kekuatan untuk berpegang teguh pada taat Allah yg disebabkan oleh ilmu dan belajar”. Maka ayat ini menunjukkan hendaklah orang Alim itu mengamalkan ilmunya dan mengajarkannya pada masyarakat.
İlmu yg wajib diutamakan
Menuntut ilmu itu wajib. Rasul bersabda :
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.
Yg dimaksud adalah ilmu yg tidak sepatutnya seorang yg baligh dan berakal tidak mengetahuinya.
İmam baidlowi berkata : yang dimaksud ilmu disini adalah, perkara yg tidak ada pilihan bagi seorang hamba dari mempelajarinya. Seperti mengetahui sang pencipta, mengetahui ke-wahdaniyatannya, kenabian rasulnya, tata cara sholat, karena hal-hal tersebut merupakan fardlu ‘ain.
Namun ketahuilah bahwa setelah itu ada tiga ilmu yg wajib diutamakan itu yaitu; Alquran, Assunnah dan ilmu Fara’idl. Rasul bersabda :
العلم ثلاثة فما سوى ذلك فهو فضل آية محكمة وسنة قائمة وفريضة
عادلة.
İlmu ada tiga, selain yg tiga ini adalah tambahan; ayat yg muhkamah (jelas maknanya), sunnah yg tegak, Fara’idl yg adil.
Maksudnya adalah kita harus mengutamakan ketiga ilmu ini melebihi yg lain dan bukan berarti kita meninggalkan ilmu-ilmu lain seperti ilmu fiqih, mantiq, kedokteran, biologi. Bukankah ulama-ulama jaman dahulu selain menguasai ilmu agama, juga handal dalam banyak bidang keilmuan lainya seperti kedokteran, astronomi, matematika, sejarah, dsb. Yg semua itu justru timbul karena pemahaman dan pengamalan firman Allah.
Disamakan dengan ketiga ilmu ini adalah ilmu-ilmu yg merupakan wasilah guna mencapai ketiganya, seperti ilmu lughot, ilmu mushtolah hadist, ilmu berhitung, dll.
1- Ilmu Alquran
Sesungguhnya Alquran itu diturunkan bukan hanya untuk dibaca saja melainkan untuk diamalkan pula, dan tidak mungkin mengamalkan Alquran tanpa mengetahui maknanya, karena ilmu itu sebelum amal, mengetahui dahulu baru kemudian mengamalkan.
Banyak ayat maupun hadist yg menganjurkan untuk belajar dan berpikir tentang Alquran. Allah berfirman :
أفلا يتدبرون القرآن أم على قلوب أقفالها
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? bahkan hati mereka terkunci.
Ayat diatas menunjukkan orang yg tidak orang yg tidak mau memperhatikan, mengangan-angan dan meresapi Alquran adalah orang yg terkunci hatinya.
وَمَنْ يُعْرِضْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِ يَسْلُكْهُ عَذَابًا صَعَدًا
Dan barangsiapa yang berpaling dari Dzikir Tuhannya (Alquran), niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang amat berat.
Termasuk berpaling dari Alquran adalah enggan memahaminya,tidak mau mempelajarinya, tidak mau mengangankannya. Dimana dengan melakukan hal tersebut, akan menggiringnya sedikit demi sedikit menuju neraka.
Nabi saw telah menjamin bahwa yg berpegang teguh terhadap Alquran tidak akan tersesat, sedang tempatnya orang yg tersesat adalah neraka. Maka bagaimana mungkin ia berpegang teguh jikalau ia tak mengerti maknanya?! Lalu bagaimana mungkin ia tidak tersesat jika ia tak memahami Alquran. Lalu bagaimanakah ia bisa selamat dari neraka?!
Rasul saw bersabda;
خيركم من تعلم القرآن وعلمه
Sebaik-baik kalian adalah yg belajar Alquran dan mengajarkannya.
Dalam hadist lain disebutkan bahwa kaum yang membaca dan mempelajari Alquran akan diliputi rahmat Allah.
وما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله ويتدارسونه بينهم إلاَّ نزلت عليهم السكينة، وغشيتهم الرَّحمة، وحفَّتهم الملائكة، وذكرهم الله فيمَن عنده
Dan tidak berkumpul suatu kaum di rumah-rumah Allah yg membaca kitab Allah dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka sakinah (ketenangan), rahmat Allah meliputi mereka, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebut mereka dalam seseorang yg berada disisiNya.
Sahabat ibn Mas’ud berkata :
من أراد العلم فعليه بالقرآن فإن فيه خير الأولين و الآخرين
Barang siapa menghendaki ilmu hendaklah ia mempelajari Alquran, karena didalamnya terdapat kebaikan orang-orang terdahulu dan terakhir.
Dalam firman Allah :
يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا
Allah menganugerahkan al hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya, Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi kebaikan yang banyak.
Sahabat Ibn Abbas  berkata : “hikmah adalah Alquran” yakni tafsirnya.
Dengan belajar dan memahami Alquran juga mampu membuat iman kita bertambah, dimana bertambahnya iman adalah dengan bertambahnya keta’atan. Allah berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman  ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
Siapakah diantara kalian yg tidak ingin imannya bertambah?! Lalu apakah mungkin iman kita bertambah hanya dengan mendengarkan Alquran tanpa menghayati bahkan mengerti maknanya?!
2- AsSunnah
Menerima dan mengamalkan sunnah Rasul saw (yg sahih baik matan maupun sanadnya) adalah wajib, Allah berfirman :
وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
Apa yang Rasul datang kepadamu dengannya, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.
Allah juga mewajibkan taat kepada Rasul, dan menjadikan taat Rasul sama dengan taat kepadaNya ;
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
Barang siapa mentaati Rasul maka ia sungguh telah mentaati Allah.
Sedang taat rasul adalah dengan mengikuti sunnahnya.
Seorang yg beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaklah mengembalikan semua persengketaan segala masalah kepada Alquran an Hadist. Allah berfirman :
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Jadi Alquran dan Sunnah rasul merupakan jawaban bagi setiap permasalahan yg menimpa orang mukmin.
Rasul saw telah menganjurkan kepada kita untuk menghafal, memahami dan menyampaikan sunnahnya. Rasul saw berkata :
نضر الله عبدا سمع مقالتي فحفظها ووعاها وأداها
Allah menyinarkan wajah seorang hamba yg mendengar ucapanku, kemudian ia menghafalkannya, memahaminya dan menyampaikannya.
Yg dimaksud “menyinarkan wajah” adalah Allah memberikannya kenikmatan dan kebahagiaan karena orang yg dikarunia kenikmatan dan kebahagiaan mukanya akan terlihat bersinar dan berseri. Dan dalam riwayat lain disebutkan “Allah merahmati” sebagai ganti “Allah menyinarkan wajah “. Maka siapakah orang mukmin yg tidak ingin dirahmati Allah dan disinarkan wajahnya?
Hadist diatas juga menunjukkan keutamaan menghafal ilmu, dan bukan hanya sekedar memahami saja.
3- Fara’idl
İlmu Fara’idl adalah ilmu, tentang pembagian warisan, rasul telah menganjurkan untuk mempelajari Fara’idl dan memperingatkan bahwa ia adalah ilmu yang terlupakan, dan ilmu yang pertama kali hilang. Rasul berkata :
تعلموا الفرائض وعلموه الناس فانه نصف العلم وهو ينسى وهو اول شئ ينتزع من امتى
Belajarlah Fara’idl dan ajarilah masyarakat tentangnya, karena ia adalah sebagian ilmu, dan ia akan dilupakan, dan ia adalah perkara pertama yg dicabut dari umatku.
Dalam hadist lain rasul berkata :
فإني امرؤ مقبوض وإن العلم سيقبض ويظهر الفتن حتى يختلف الائنان في الفريضة فلا يجدان من يفصل بينهما
…karena sesungguhnya aku adalah seseorang yg akan meninggal, dan sesungguhnya ilmu akan dicabut dan tampaklah fitnah sehingga sampai dua orang berselisih dalam bagian warisan dan tidak menemukan orang yg memutuskan diantara keduanya.
Terlihat bahwa rasul memerintahkan untuk belajar Fara’idl adalah karena kuatir akan tidak adanya orang yg membagi warisan sehingga terjadi pertikaian dalam masyarakat.
Para sahabat pun sangat menganjurkan mempelajari Fara’idl
عن عبد الله بن مسعود قال من تعلم القرآن فليتعلم الفرائض ولا يكن كرجل لقيه اعرابي فقال له يا عبد الله اعرابي ام مهاجر فان قال مهاجر قال انسان من اهلي مات فكيف نقسم ميراثه فان علم كان خيرا اعطاه الله اياه وان قال لا ادرى قال فما فضلكم علينا انكم تقرؤن القرآن ولا تعلمون الفرائض
Dari Ibn Mas’ud belia berkata: barang siapa belajar Alquran, hendaklah ia belajar Fara’idl, dan janganlah seperti orang yg ditemui seorang A’raby (arab desa). A’raby berkata : “ Hai hamba Allah, engkau A’raby ataukah Muhajir (orang yg hijrah kepada Rasul)? maka jika laki-laki itu menjawab “aku muhajir”, A’raby berkata “Seorang anggota keluargaku meniggal maka bagaimanakah kita membagi warisannya?”. Jika laki-laki itu mengetahui maka hal itu adalah kebaikan yang diberikan Allah padanya. Sedang jika ia berkata “Aku tidak tahu”, maka A’raby berkata “Maka apalah keistimewaan kalian terhadap kami, kalian membaca Alquran tapi tak mengetahui Fara’idl”.
Sahabat Nafi’ ibn Abdul Harist Alkhoza’i pernah ditanya sahabat Umar tentang mengapa ia menyuruh seorang bekas budak untuk menggantikannya sebagai walikota Makkah. Nafi’ pun menjawab “Sesungguhnya ia adalah seorang yg hafal kitab Allah, dan mengetahui ilmu Fara’idl.
Semua hal tadi dengan jelas menunjukkan keutamaan ilmu Fara’idl.
Namun sangat disayangkan bahwa kebanyakan santri justru lebih senang mendalami ilmu-ilmu lain seperti Fikih, Manthiq, Nahwu dengan menghiraukan ketiga ilmu diatas, padahal mereka telah mampu mempelajarinya, ilmu alat mereka sudah cukup memadai. İni jelas bertentangan dengan sunnah rasul dan para sahabat.
Ilmu-ilmu yang merupakan wasilah bagi ketiganya
Hukum mempelajari ilmu ini adalah sama dengan hukum ketiga ilmu tadi.İlmu-ilmu ini mencakup ilmu lughot, Nahwu, shorof, balaghoh, İlmu Mustholah Hadist, ilmu berhitung.  İlmu-ilmu itu adalah wasilah atau alat untuk mencapai ketiganya karena itu hendaknya ketika sudah tercapai janganlah sampai malah keasyikan mempelajarinya sehingga melupakan tujuan awal mempelajarinya sehingga malah meninggalkan mempelajari ketiga ilmu tadi.


SUMBER https://taimullah.wordpress.com/2010/02/13/keutamaan-ilmu-belajar-dan-mengajar/

 

Read more

KARIER DAN IMPIAN

Mencari pekerjaan memang sulit, namun lebih sulit lagi untuk mempertahankannya. Setiap orang pasti memiliki saran masing-masing dalam dunia kerja, dan hal tersebut diperoleh berdasarkan pengalaman. Namun ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan untuk mempertahankan pekerjaan Anda.
Beberapa hal standar yang jelas-jelas ‘haram’ dilakukan seperti; merayu atasan atau rekan kerja dengan bersikap genit, mencari pekerjaan lain menggunakan komputer kantor, melawan atasan dengan alasan Anda merasa lebih benar, dan masih banyak lagi. Namun apakah hal ini akan membuat Anda dipecat? Dari sekian banyak hal yang pantang dilakukan untuk keamanan dan kenyamanan kerja, ada dua hal penting yang harus dihindari.
Media Sosial
Jangan pernah melakukan sesuatu yang bisa memanaskan keadaan. Beberapa dari kita mungkin rutin mengupdate status facebook, twitter, atau sekedar menonton video tentang kucing lucu di Youtube. Namun lupakah Anda jika kantor memiliki sistem IT yang bisa melacak seluruh gerakan online Anda?
Begitu pula dengan posting foto saat Anda party dengan teman-teman. Lakukan di rumah tapi jangan sesekali di kantor. Nge-tweet betapa bosannya Anda saat sedang bekerja atau istirahat juga bukan ide yang bagus. Keleluasaan pribadi (privacy) rekan kerja tetap harus dijaga.
Pertemanan
Jangan sampai Anda tidak berteman dengan rekan kerja. Anda mungkin memiliki prinsip “Saya di sini untuk kerja, bukan untuk cari teman”. Hal itu sah saja, namun atasan bisa melihat Anda sebagai pekerja yang tidak bisa bersosialisasi, dimana hal ini diperlukan untuk pertimbangan promosi ke level yang lebih tinggi, seperti dikutip dari sheknows.
Bayangkan bagaimana Anda bisa menjadi manajer yang mengelola orang lain, sedangkan Anda sendiri tidak bisa menjalin hubungan baik dengan rekan kerja lain. Banyak perusahaan mengalami manajemen yang buruk karena mengangkat orang-orang seperti ini sebagai manajer.
Menurut portal karir BNET, kompetisi memang tak terelakkan dalam meraih jenjang karir yang lebih tinggi. Banyak kasus ‘si penjilat atasan’ justru lebih cepat naik posisi ketimbang mereka yang pandai namun tak bisa ‘mencuri hati’ atasan maupun rekan kerja lainnya.
Jalan terbaik adalah tetap tunjukkan potensi diri dengan prestasi, tetap jalin pertemanan dalam konteks yang tidak berlebihan, hindari membicarakan hal buruk tentang staf lain meskipun Anda sudah merasa akrab, dan luaskan network Anda di luar kantor.

SUMBER http://www.bijak.web.id/motivasi/kunci-sukses-dalam-meraih-karir-impian.html
Read more

BERGAUL DILINGKUNGAN YANG BARU

Agar Cepat Beradaptasi Dengan Lingkungan Baru

Setiap manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain. Hanya manusia yang ”tidak normalla” yang bicara bahwa dia tidak akan membutuhkan orang lain. Memang benar manusia adalah makhluk individu, tapi merupakan makhluk sosial pula. Setiap masa pasti punya cerita, setiap tempat baru yang kita injak pasti membutuhkan penyesuaian diri, entah terhadap sesama, lingkungan daerah maupun alam sendiri.

Dalam interaksi itu pun kita sangat perlu membutuhkan strategi agar bisa dengan mudah beradaptasi. Karena dalam suatu komunitas, instansi, lembaga dan lain sebagainya terdapat bermacam-macam karakter yang akan kita jumpai. Hal itu menuntut kita keluar dari zona nyaman yang sebelumnya kita nikmati.

Dengan bertemunya orang baru, karakter baru, keadaan baru pasti akan menimbulkan konflik-konflik baru pula. Bisa jadi hal itu akan memmbuat kita tidak nyaman berada di tempat tersebut. Dengan ketidaknyamanan itu pun nantinya akn menimbulkan permasalahan-permasalahan baru pula.

Nah bagaimana cara agar kita mudah beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru?

Ini tipsnya :

1.Bersikap Ramah dan Murah Senyum

Orang akan sangat respek terhadap kita apabila kita murah senyum dan ramah. Mereka melihat kita ini adalah sesorang yang rendah hati, mudah bergaul dan bisa membuat orang lain nyaman.

2.Bersikap Natural/ Apa Adanya

Terkadang banyak sekali orang-orang yang berlebihan berbicara ataupun bersikap kepada orang yang baru dikenal, hal ini akan menyebabkan orang lain ilfil terhadap kita. Sebisa mungkin bersikap senatural mungkin, apabila anda cerewet usahakan diminimalisir kecerewetan itu.

3.Jangan Menceritakan Hal-Hal Yang Tidak Penting

Banyak kita jumpai orang disekeliling kita, baru kenal saja sudah menceritakan soal pacarnya, istrinya, suaminya, anaknya, tetangganya, sodara tetangganya, bahkan kucing tetangganya yang kelaparanpun diceritakan. Apalagi terlalu menceritakan harta yang kita miliki hal ini akan membuat orang yang mendengarnya merasa aneh dan menilai kita orang yang terlalu terbuka dan sombong. Dengan melakukan hal itu orang disekeliling akan dengan mudah menilai karakter buruk kita.

4.Disiplin

Rekan kerja, teman sekolah, kuliah dan lain sebagainya akan sangat menghormati dan menghargai kita jika kita disiplin. Dengan kedisiplinan itu, orang lain juga akan percaya bahwa kita mampu untuk melakukan sebuah pekerjaan secara baik dan terjadwal rapi.

5.Hindari Membicarakan Keburukan Orang Lain

Hal ini banyak dilakukan oleh wanita, meskipun pria pun juga tak sedikit yang melakukan perbuatan seperti ini. Dengan membicarakan keburukan teman sekelas, sekantor, seinstansi malah akan merugikan diri sendiri. Orang tidak akan percaya dengan kita, karena menilai dirikita sebagai orang bermulut besar yang tak berisi. Selain itu untuk menghindari terjadinya adu domba antar teman.

 

Read more